Pertentangan sosial dan integrasi dalam masyarakat
A. Latar Belakang
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar
individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses
kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap
anggota masyarakat salaing berinteraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat
oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para
anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para
anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit
salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya.
Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah
harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai
berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan
pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan
perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial
dan integrita masyarakat. pertentangan sosial adalah suatu konflik yang terjadi
didalam suatu lingkungan masyarakat. Biasanya pertentangan tersebut disebabkan
oleh hal-hal berikut.
· Etnosentrisme
(pandangan yg berpangkal pd masyarakat dan kebudayaan
sendiri)
yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak
dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan
kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk
menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya
sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung.
· Diskriminasi
Diskriminasi secara harfiah berarti "perbedaan". Diskriminasi
ini memiliki arti memperlakukan orang secara berbeda atau kelompok (biasanya
minoritas) berdasarkan karakteristik yang berbeda seperti asal, ras, asal
negara, agama, keyakinan politik atau agama, kebiasaan sosial, jenis kelamin,
orientasi seksual, bahasa, cacat, usia, dll.
· Perbedaan Kepentingan
Maksudnya adalah setiap individu pasti mempunyai pendapat atau
kepentingan yang berbeda dengan yang lainnya. Terkadang dari pendapat atau
kepentingan tersebut bisa menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir secara
damai atau sebaliknya berakhir secara anarkis.
B.PEMBAHASAN
A. Pertentangan Sosial
Pertentangan adalah sutu hal yang
dapat di artikan suatu konflik,yang di mana konflik ini memiliki suatu fakta
yang bertabrakan berlawanan dengan pihak lain yang akan menimbulkan suatu
masalah yang pelik apabila konflik atau pertentangan ini tetap ada dan tanpa
ada yang namanya perdamaian dari kedua belah pihak. Sedangkan sosial sendiri
mempunyai makna “masyarakat”. Sedangkan pertentangan sosial sendiri
adalah suatu kegiatan yang menentang ilmu - ilmu sosial yang biasanya
terjadi karena kesalahpahaman. contoh pertentangan sosial adalah tauran,
kerusuhan, perang antar suku dan banyak lagi.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau
permusuhan. Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku
yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya
sebagai pertentangan yang kasar atau perang.
Adapun
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial:
1. Rasa Iri
antara individu,negara, dan masyarakat
2. Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
3. Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya
2. Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
3. Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya
Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi
konflik yaitu :
· Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
· Unti-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan
· Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
· Elimination:
Adalah pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam
konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar,
kami membentuk kelompok kami sendiri.
· Subjugation atau domination:
Adalah orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat
memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
· Mjority
Rule:
Adalah suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan
menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
· Minority
Consent:
Adalah kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk
melakukan kegiatan bersama.
· Compromise:
Adalah kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik
berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
· Integration:
Adalah pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan
yang memuaskan bagi semua pihak.
Integrasi Sosial
Integrasi berasal dari bahasa
inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi
sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Adapun definisi lain tentang integrasi adalah sebagai berikut:
· suatu keadaan di mana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
· Pengendalian
terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
· Membuat
suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan integrasi
sosial adalah suatu proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
berbeda dalam kehidupan bermasyarakat.
Integrasi sosialakan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat
memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma,
dan pranata-pranata sosial. Fungsi integrasi
sosial sendiri agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem
sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
· Suatu
masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di
antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan
yang bersifat fundamental (mendasar)
· Masyarakat
terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang
terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera
dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota
masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Adapun bentuk-bentuk integrasi sosial ada 2, yaitu:
· Asimilasi
yaitu pembauran Kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri
khas kebudayaan asli.
· Akulturasi
yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan
kebudayaan asli.
Akulturasi juga dipengaruhi 2 faktor, faktor internal dan faktor
eksternal. Berikut adalah penjelasan tentang faktor akulturasi.
1. Faktor internal
- Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
- Tuntutan kebutuhan
- Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor eksternal
- Tuntutan perkembangan zaman
- Persamaan Kebudayaan
- Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam bermasyarakat
- Persamaan visi, misi, dan tujuan
- Sikap toleransi
- Adanya consensus nilai
- Adanya tantangan dari luar
Contoh kasus pertentangan sosial dan integrasi dalam
bermasyarakat
Seperti peristiwa di Papua, terjadinya
pertumpahan darah karena adanya perselisihan antara warga dengan perusahaan
pertambangan yang telah mencemari lingkungan sekitar bahkan limbah hasil
tambang tersebut sudah menyebabkan banyak penyakit bagi hutan,manusia,dan
berbagai jenis keanekaragaman hayati alam papua.
Untuk mengurangi kasus-kasus seperti itu setiap
individu harus menanamkan menanamkan sikap dan kesediaan menenggang dan sikap
terbuka golongan penguasa sehingga meniadakan kemungkinan diskriminasi.
C. Penutup
· Kesimpulan
Sebenarnya
konflik itu pasti terjadi bahkan jika kita hidup sendiri di bumi ini
· Saran
Untuk
menanggulangi pertentangan social dan integrasi masyarakat adalah bersikap
terbuka dan saling memahami.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar